Traveling
Kota Kualalumpur Malaysia
Minggu, 07 November 2010
identifikasi tanaman jahe-jahean berdasarkan bukti palinologi
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
IDENTIFIKASI TANAMAN JAHE-JAHEAN (GINGERS) BERDASARKAN BUKTI MORFOLOGI SERBUK SARI DI LABUNDOBUNDO SUAKA MARGASATWA LAMBUSANGO PULAU BUTON SULAWESI TENGGARA
BIDANG KEGIATAN:
PKM-P
Disusun Oleh:
Ketua : Gufrin / NIM. F1D1 07 015 (2007)
Anggota: 1. Pande Wida Aristy . / NIM. F1D1 08 055 (2008)
2. Ekawati / NIM. FIDI 08 046 (2008)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan: Identifikasi Tanaman Jahe-Jahean (Gingers) Berdasarkan Bukti Morfologi Serbuk Sari Di Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango Pulau Buton Sulawesi Tenggara.
2. Bidang Kegiatan :( √ ) PKM-P ( ) PKM-K
( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu :( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( √ ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Agung Julianto
b. NIM : F1D1 07 065
c. Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi
d. Universitas : Haluoleo
e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jl. B. Matahari No. 35V/ 085756525567
f. Alamat email : gufrinamlin@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Hj. Indrawati, M.Si
b. NIP : 196705271995031001
c. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jln.
6. Biaya Kegiatan Total : Rp 10.000.000,-
a. Dikti : Rp 10.000.000,-
b. Sumber lain : Tidak Ada
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan
Kendari, 23 Oktober 2010
Menyetujui
Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unhalu Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dra. Hj. Indrawati, M.Si) (Gufrin)
NIP.19670511 1993 03 2 001 NIM. F1D1 07 015
Pembantu Rektor Dosen Pendamping
Bidang Kemahasiswaan
(Prof. Dr. La Iru, S.H) (Dra. Hj. Indrawati, M.Si)
NIP. 19601231 1986 1 001 NIP. 19751023 2001 12 1 002
A. Judul
Kegiatan PKM-P ini berjudul ”Identifikasi Tanaman Jahe-Jahean (Gingers) Berdasarkan Bukti Morfologi Serbuk Sari Di Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango Pulau Buton Sulawesi Tenggara”
B. Latar Belakang Masalah
Tanaman jahe-jahean (Gingers) adalah tanaman herba berbatang semu. Seluruh familia anggota dari jahe-jahean memiliki rimpang yang tumbuh horizontal di bawah permukaan tanah. Daun-daun tersusun distioceus yang pelepahnya membentuk struktur seperti batang. Susunan bunga membentuk tandan dengan braktea yang mendukung satu bunga atau lebih. Sebagian besar bunga muncul di ujung batang dan rimpang, walaupun ada sebagian kecil yang bunganya muncul di batang semu (Poulsen, 2006).
Jahe-jahean termasuk dalam Ordo Zingiberales. Tanaman jahe-jahean terdiri dari empat familia yaitu: Cannaceae, Costaceae, Marantaceae, dan Zingiberaceae. Famila Zingiberaceae terdiri dari 50 genus dan sekitar 1200-1400 species, Cannaceae satu genus dan sekitar 25 species, Marantaceae 31 genus dan 530 species, dan Costaceae 4 genus dan sekitar 200 species (Waston dan Dallwitz, 1992; Bajaj, 1997; Kubitzki, 1998; Clayton dan Dassanayake, 2000; Simpson, 2006).
Beberapa penerapan bukti palinologi pada identifikasi tanaman sudah berhasil memperkaya karakter pencirian dalam membedakan tanaman. Penerapan bukti palinologi ini terbukti dapat memecahkan beberapa takson yang bermasalah pada anggota familia Zingiberaceae di Jawa (Nurchayani, 1998). Penerapan cabang ilmu palinologi ini juga telah diterapkan untuk membedakan sifat dan ciri pada tanaman kembang sepatu sampai pada level varietas (Aprianty dan Kriswiyanti, 2008).
Penelitian tanaman jahe-jahean yang dilakukan oleh LIPI dan Royal Botanical Garden Edinbergh tahun 2009 di Sulawesi Tenggara, Pulau Buton khususnya Suaka Margasatwa Lambusango tepatnya bagian post Labundobundo tidak dilibatkan sebagai kawasan pengidentifikasian jahe-jahean Sulawesi. Berdasarkan data persyaratan hidup jahe-jahean, Pulau Buton merupakan kawasan yang sangat layak akan ditemukannya spesies-spesies jahe, maka berdasarkan beberapa hal tersebut di atas proposal penelitian” Identifikasi Tanaman Jahe-Jahean (Gingers) Berdasarkan Bukti Morfologi serbuk sari di Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango Pulau Buton Sulawesi Tenggara” ini diajukan untuk diteliti.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dirumuskan masalah yang ingin ditelaah dalam penelitian ini yaitu:
1. Spesies Jahe-jahean (Gingers) apakah yang ada di Hutan Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango?
2. Bagaimanakah karakter morfologi serbuk sari dan epidermis daun dari setiap spesies jahe-jahean (Gingers) yang ada di Hutan Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango?
3. Apakah bukti serbuk sari dapat membedakan tanaman jahe-jahean (Gingers) sampai pada level spesies?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui spesies jahe-jehean (Gingers) yang ada di Hutan Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango.
2. Untuk mengetahui karakter morfologi serbuk sari setiap spesies jahe-jahean (Gingers) yang ada di Hutan Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango.
3. Untuk membuktikan bahwa karakter serbuk sari dapat membedakan tanaman jahe-jahean (Gingers) sampai pada level spesies.
E. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui spesies jahe-jahean (Gingers) di Hutan Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango.
2. Dapat mengetahui karakter morfologi serbuk sari setiap spesies jahe-jahean (Gingers) yang ada di Hutan Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango.
3. Dapat mengetahui bahwa karakter serbuk sari dapat membedakan tanaman jahe-jahean (Gingers) sampai pada level spesies.
F. Kegunaan
Kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua point utama sebagai berikut:
A. Internal
1. Dapat melatih dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengungkapkan buah pemikiran secara tertulis yang diperoleh melalui penelitian lapangan menjadi sebuah karya ilmiah.
2. Melatih kreativitas mahasiswa dalam melakukan kegiatan penelitian.
3. Menambah keterampilan peneliti di bidang identifikasi jenis jahe-jahean yang menggunakan berbagai disiplin ilmu seperti morfologi, palinologi dan anatomi.
b. Eksternal
1. Dapat mengetahui spesies jahe-jahean (Gingers) di Hutan Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango.
2. Dapat mengetahui karakter morfologi, serbuk sari dan epidermis daun setiap spesies jahe-jahean (Gingers) yang ada di Hutan Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango.
3. Dapat mengetahui bahwa karakter serbuk sari dapat membedakan tanaman jahe-jahean (Gingers) sampai pada level spesies.
4. Dapat mengetahui bahwa karakter epidermis daun dapat membedakan tanaman jahe-jahean (Gingers) sampai pada level spesies.
5. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan berkaitan dengan sifat dan ciri morfologi, serbuk sari dan epidermis daun jahe-jahean (Gingers).
G. Tinjauan Pustaka
a. Suaka Margasatwa Lambusango
Suaka Margasatwa Lambusango terletak pada ketinggian 5 -300 m di atas permukaan laut, dengan topografi datar hingga berbukit. Kemiringan 5 hingga 30 %, jenis tanah mediteranian, tipe iklim D, dengan curah hujan tahunan rata-rata 1.980 mm. Bulan-bulan terkering adalah Agustus, September, Oktober, dan Nopember. Suhu berkisar antara 20° hingga 34° C. Kelembaban relatif 80% (BKSDA, 2006).
Secara umum tipe ekosistem di dalam kawasan Suaka Margasatwa Lambusango termasuk tipe ekosistem hutan hujan tropis daratan rendah. Tipe ekosistem tersebut menghuni kawasan dengan topografi landai bergelombang sampai berbukit antara 200-700 meter di atas permukaan laut. Ekosistem hutan hujan tropis daratan rendah di kawasan Suaka Margasatwa Labusango terdiri dari hutan primer di bagian tengah, hutan sekunder di pinggiran kawasan, dan savana di Padang Kuku dan di Blok Hutan Lagamuru (BKSDA, 2006).
c. Taksonomi Gingers
Menurut Tjitrosoepomo (1993) taksonomi atau sistematik memiliki arti yang sama yaitu pengenalan (identifikasi) yang di dalamnya tercangkup pemberian nama, dan penggolongan atau klasifikasi, sedangkan menurut Lawrence 1993 Taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencangkup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi objek, yang biasanya terbatas pada objek biologi, yang bila dibatasi pada tumbuhan saja, sering disebut sebagai sistematik tumbuhan.
Sistematik dan taksonomi memiliki arti yang berbeda. Sistematik didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari identifikasi, deskripsi, tatanama, klasifikasi organisme, mengkaji hubungan kekerabatan, serta merekontruksi sejarah evolusi suatu ras atau sejarah evolusioner tentang kehidupan, sedangkan Taksonomi adalah suatu bagian terbesar dari sistematik yang meliputi empat komponen, yaitu: deskripsi, identifikasi, tatanama, dan klasifikasi (Simpson, 2006).
Jahe-jahean (Gingers) termasuk dalam kerajaan tumbuhan, divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledonae, ordo Zingiberales. Tanaman anggota jahe-jahean meliputi empat familia antara lain: Cannaceae, Costaceae, Marantaceae, dan Zingiberaceae. Familia Zingiberaceae terdisi dari 50 genus dan sekitar 1200-1400 spesies, Cannaceae satu genus dan sekitar 25 spesies, Marantaceae 31 genus dan 530 spesies, dan Costaceae 4 genus dan sekitar 200 spesies (Waston dan Dallwitz, 1992; Bajaj, 1997; Kubitzki, 1998; Kennedy, 2000; Simpson, 2006).
Menurut Simpson (2006) Zingiberales terdiri dari dua kelompok besar, yaitu gingers dan bananas. Pengelompokan ditemukan dalam satu monofilentik terdiri dari delapan familia. Empat familia membentuk kelompok gingers, dan empat kelompok familia lainnya adalah bananas. Kelompok Gingers terdiri dari familia Cannaceae, Costaceae, Marantaceae dan Zingiberaceae, sedangkan kelompok bananas yaitu: Heliconiaceae, Lowiaceae, Musaceae, dan Strelitziaceae.
e. Serbuk Sari
Serbuk sari atau pollen (bahasa Inggris) merupakan alat penyebaran dan perbanyakan generatif dari tumbuhan berbunga. Secara sitologi, serbuk sari merupakan sel dengan tiga nukleus, yang masing-masing dinamakan inti vegetatif, inti generatif I, dan inti generatif II. Sel dalam serbuk sari dilindungi oleh dua lapisan (disebut intine untuk yang di dalam dan exine yang di bagian luar) yang berfungsi untuk mencegahnya dari kehilangan air (Aprianty dan Kriswianti, 2008).
Ilmu tentang polen dan spora disebut palinologi yang umumnya lebih terfokus pada struktur dinding (Erdtman,1954). Daya tahan polen sangat tinggi karena memiliki eksin yang keras dan secara kimia tidak mudah hancur oleh aktivitas mikroba, tingkat salinitas, kondisi basah, oksigen rendah, dan kekeringan (Aprianty dan Kriswianti, 2008).
1. Karakter morfologi serbuk sari
Karakter serbuk sari merupakan salah satu bukti tradisional yang digunakan dalam penyusunan sistematik tumbuhan. Sifat serbuk sari yang digunakan dalam sistematik yaitu: ukuran serbuk sari, bentuk serbuk sari, tipe serbuk sari, arsitektur dinding serbuk sari, jumlah aperature, posisi aperture, serta bentuk aparature. Ciri morfologi serbuk sari tersebut semakin meningkat penggunaannya dalam taksonomi, terutama mengoreksi kembali hubungan kekerabatan antara satu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya dalam kelompok-kelompok takson ( Erdtman,1952).
Menurut Radford (1986) beberapa karakter serbuk sari yang digunakan sebagai bukti taksonomi antara lain: tipe unit serbuk sari, polaritas serbuk sari, bentuk serbuk sari, simetri serbuk sari, arsitektur dinding serbuk sari, inti serbuk sari, stratifikasi eksin, bentuk eksin, struktur eksin, tipe aperatur, jumlah aperatur, posisi aperatur, bentuk aperatur dan struktur aperatur.
Menurut Sundarsini (2010) Pencandraan, atau yang dikenal pula dengan istilah pertelaan atau deskripsi serbuk sari dan spora dibuat dalam bentuk uraian kalimat, mulai dari sifat yang umum menuju ke sifat khusus, atau dari yang paling mudah diamati menuju ke sifat-sifat yang memerlukan pengamatan secara mendetil. Serbuk sari dan spora dicandra berdasarkan sifat-sifat morfologi yang meliputi unit serbuk sari, Bentuk (pandangan polar dan ekuatorial), ukuran, apertura (tipe, jumlah, dan posisi) dan ornamentasi.
Sifat-sifat tersebut di atas adalah yang mininal diperlukan untuk pencandraan, dan yang memungkinkan untuk diamati menggunakan mikroskop cahaya. Untuk mendapatkan gambaran serbuk sari dan spora yang lebih detil dan akurat, dapat ditambahkan sifat-sifat lain, misalnya sifat polaritas dan struktur dinding.
2. Peranan morfologi serbuk sari dalam taksonomi
Berbagai variasi serbuk sari dapat digunakan untuk mengetahui arah evolusi suatu tumbuhan (Aprianty dan Kriswiyanti, 2008 ), sifat serbuk sari mudah melekat pada berbagai benda membantu dalam penyelidikan kriminal, sedangkan kandungan protein, karbohidrat dan zat-zat lainnya yang tinggi mempengaruhi kualitas madu (Bhojwani dan Bhatnagar, 1978). Hasil penelitian menunjukan pula bahwa serbuk sari adalah penyebab utama alergi pernapasan. Oleh karena itu data tentang serbuk sari diperlukan untuk menunjang berbagai disiplin ilmu diantaranya taksonomi, sejarah vegetasi, dan evolusi flora (Aprianty dan Kriswiyanti, 2008).
Dari data hasil pengukuran diketahui bahwa ukuran serbuk sari dari kembang sepatu dengan warna yang berbeda terlihat adanya perbandingan ukuran yang cukup mencolok. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan panjang aksis polar dan diameter bidang ekuatorial pada masing-masing bunga dengan warna yang berbeda. Berdasarkan struktur morfologinya dapat diketahui bahwa serbuk sari kembang sepatu dengan warna yang berbeda memiliki aperture lebih dari enam atau banyak (Aprianty dan Kriswiyanti, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2000) pada tanaman Trichosanthes L. Beberapa karakter serbuk sari dapat digunakan untuk identifikasi tanaman. Karakter serbuk sari ada yang dapat digunakan pada tingkat genus dan bahkan ada yang sampai pada tingkat spesies. Karakter pembeda pada level genus yaitu: bentuk dan ukuran serbuk sari, Sedangkan karakter lain yang khas yang dapat digunakan untuk pembeda pada level spesies yaitu: jumlah apertura; posisi dan batas kolpus; struktur, stratifikasi dan ornamentasi eksin.
H. METODE PENELITIAN
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2010, pengambilan sampel dilakukan di Suaka Margasatwa Lambusango Post Labundobundo Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Selanjutnya sampel akan diproses di Laboratorium Taksonomi Universitas Haluoleo, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
b. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar alat yang digunakan dalam penelitian
No Nama Alat Kegunaan
1 Kamera digital Sebagai alat untuk mendokumentasi tanaman penelitian.
2 GPS Untuk menentukan posisi garis lintang dan garis bujur serata elevasi tempat tanaman koleksi ditemukan
3 Oven Untuk mengeringkan material bahan yang akan dijadikan herbarium kering.
4 Sentrifus Untuk mengendapkan serbuk sari yang ada dalam larutan.
5 Mikroskop Untuk Mengamati serbuk sari dan epidermis daun.
6 Lup Untuk melihat bagian tanaman yang berukuran kecil (buluh).
7 Stop watch Untuk menghitung waktu pada proses pengerjaan material epidermis daun dan serbuk sari
8 Conter Untuk menghitung jumlah stomata dalam satu bidang pandang.
9 Mikrometer Untuk mengukur serbuk sari dan stomata.
10 Rol meter Untuk mengukur batang, daun yang berukuran panjang
11 Mistar kecil Untuk mengukur bagian-bagian tanaman yang berukuran kecil seperti bagian bunga
12 Alat tulis menulis Untuk mencatat jenis jahe-jahean dan deskripsi singkatnya pada saat pengambilan sampel di lapangan.
13 Buku determinasi Untuk dijadikan panduan/acuan dalam mengidentifikasi jahe-jahean.
14 Gunting tanaman Untuk memotong-motong bagian tanaman sampel yang akan dijadikan dokumentasi dalam bentuk spesimen basah dan kering.
15 Linggis Untuk menggali rimpang tanaman yang ada dalam tanah.
16 Pisau kecil Untuk memotong bagian bunga yang berukuran kecil.
17 Botol rol film Untuk mengawetkan bunga yang akan diamati lebih lanjut dilaboratorium.
18 Boks Untuk menyimpan bahan tanaman yang telah dikoleksi dari hutan untuk dijadikan agar tidak dapat disinari lansung cahaya matahari.
19 Plastik klip Untuk menyimpan bahan tumbuhan yang berukuran besar seperti buah.
20 Pipet tetes Untuk mengambil cairan.
21 Silet goal Untuk mengerik daun yang akan diamati epidermisnya
22 Kaca objek dan penutup Untuk wadah preparat serbuk sari dan epidermis daun.
23 Cawan petri Untuk merendam daun yang akan diperparasi epidermisnya
24 Toples Untuk mengawetkan daun tanaman yang akan dibuat preparat epidermisnya dari lapangan, dan untuk media untuk herbarium basah.
25 Botol Slai Untuk mengawetkan daun yang akan dibuat preparat epidermis daun.
26 Kuas halus Untuk memegang epidermis daun yang akan dibuat preparat.
27 Karung plastik Untuk menyimpan sampel tanaman yang akan dibawa pulang di laboratorium untuk dijadikan bukti herbarium.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar bahan yang digunakan dalam penelitian
No Nama Bahan Kegunaan
1 Tanaman Gingers (Rizom, batang, daun, bunga, buah) Untuk bahan amatan dalam pengamatan morfologi dan epidermis daun sedangkan serbuk sari pada bunga untuk pengamatan morfologi serbuk sari.
2 Alkohol 70% dan 96 % Untuk bahan pengawet.
3 Minyak imersi Untuk memfokuskan cahaya pada pengamatan dengan pembesaran tinggi (1000X)
4 Safranin 1% dan 2% Untuk bahan pewarna epidermis daun dan serbuk sari
5 Gliserin jeli 40% Media pengamatan bahan amatan epidermis daun dan serbuk sari serta untuk bahan medium herbarium basah.
6 Asam nitrat Untuk melunakan daun yang akan di sayat atau dikerik.
7 Asam asetat glasial Untuk memfiksasi serbuk sari.
8 Asam hidroklorat Untuk menjernihkan serbuk sari.
9 Aquades Untuk membilas serbuk sari dan epidermis daun untuk preparat amatan.
10 NaCL 5,25% Untuk melarutkan klorofil epidermis daun.
11 Lilin Untuk perekat kaca penutup.
12 kertas label untuk memberi tanda/kode untuk setip spesimen yang dikerjakan
13 Kertas Koran Untuk bahan pembungkus bahan
14 Kertas koran Untuk membungkus spesimen dari lapangan dan yang akan dikeringkan dalam oven.
15 Amplop Untuk menyimpan bagian dari spesimen yang terlepas dari bagian utamanya misalnya bagian bunga.
16 Lem kertas Untuk melengketkan label pada spesimen kering yang telah ditempelkan pada kertas plak.
17 Benang Untuk mengikat batang yang berukuran besar pada kertas plak.
18 Selotip Untuk merekatkan organ daun spesimen pada kertas plak.
c. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota tanaman kelompok gingers yang hidup liar dalam kawasan Post Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah anggota kelompok tanaman gingers yang hidup di alam liar dan memenuhi syarat untuk mewakili setiap inidividu kelompoknya dalam kawasan Hutan Post Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango.
d. Indikator Penelitian
Indikator yang digunakan dalam pengidentifikasian tanaman kelompok gingers pada penelitian ini adalah semua sifat dan ciri morfologi serbuk sari meliputi: tipe unit serbuk sari, bentuk serbuk sari, polaritas serbuk sari, asimetri serbuk sari, bentuk eksin, struktur eksin, ornamentasi, tipe aperatura, posisi aperatur, jumlah aperatur, bentuk aperatura
e. Definisi Operasional
1. Gingers (jahe-jahean) adalah semua kelompok tanaman yang termasuk dalam kelompok familia Cannaceae, Costaceae, Marantaceae, dan Zingiberaceae.
2. Identifikasi adalah penunjukan, penentuan, atau pemastian nama yang benar dan penempatannya dalam sistem klasifikasi.
3. Serbuk sari adalah massa yang dihasilkan oleh stamen bunga yang membawa sel gamet jantan.
f. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian identifikasi tanaman gingers di kawasan hutan Post Labundobundo Suaka Margasatwa Lambusango dibagi menjadi beberapa tahap:
1. Penentuan lokasi penelitian
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan di kawasan Hutan Post Labundobundo Suaka Margasatwa Labumbusango, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Kegiatan awal setelah pada penentuan lokasi penelitian yaitu:
a. Melakukan survei awal di lokasi penelitian untuk mengetahui gambaran umum tentang keberadaan tanaman yang akan diidentifikasi di kawasan Hutan Post Labundobundo Suakamarga Satwa Lambusanggo.
b. Melakukan pengurusan izin untuk melakukan penelitian di kawasan konservasi.
2. Pembuatan preparat serbuk sari
Pembuatan preparat serbuk sari dikerjakan dengan menggunakan metode Klorinasi Menurut (Erdtman,(1952) dan Erdtman (1954).
a. Mengambil sampel serbuk sari untuk semua jenis tanaman gingers yang dapat memenuhi syarat pengidentifikasian di Hutan Post Labundobundo, dengan mengambil anther (kepala sari) dimasukkan dalam tabung vial yang telah diisi asam asetat glasial, bila ada lebih dari satu bunga diusahakan adanya ulangan untuk pembuatan pengulangan preparasi serbuk sari untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam proses pencirian. Selanjutnya diproses di laboratorium.
b. Memfiksasi serbuk sari dengan asam asetat glacial 5 ml selama 24 jam dalam tabung vial.
c. Memindahkan larutan ke dalam pemusing ditambahkan 2 tetes sodium klorat dan 2 tetes asam hidroklorat dan disentrifus selama 5 menit.
d. Mengganti cairan dengan aquades dan disentrifus selama 5 menit.
f. Menambahkan pewarnaan safranin 1% dan gliserin jeli pada tabung sentrifus masing-masing sebanyak 2 tetes, kemudian aduk dengan batang pengaduk.
g. Membuat sediaan serbuk sari.
h. Mengambil serbuk sari menggunakan batang pengaduk, kemudian diletakkan pada kaca objek yang telah diberi paraffin pada sisi-sisinya kemudian dipanaskan hingga meleleh dan lengket.
i. Melakukan pengamatan dengan mikroskop cahaya.
g. Melakukan semua prosedur yang sama untuk pengulangan guna menghindari terjadinya kekeliruan dalam pengidentifikasian sifat dan ciri serbuk sari yang diamati.
3. Pengamatan serbuk sari
a. Mengambil satu per satu preparat serbuk sari masing-masing tanaman yang telah dipreparasi dan meletakkannya pada mikroskop cahaya.
b. Mengamati serbuk sari dengan pembesaran yang paling kecil 40x, 100x, 400x dan 1000x.
c. Meneteskan minyak imersi pada pada kaca penutup preparat pada pembesaran 1000 x untuk membantu memfokuskan cahaya agar bayangan terlihat jelas.
d. Melakukan pengamatan ulangan pada preparat ulangan yang telah disediakan pada proses preparasi serbuk sari sebanyak tiga kali untuk menghindari terjadinya kekeliruan pengamatan.
d. Mengamati bagian-bagian serbuk sari yang dijadikan pembeda dalam identifikasi sifat dan ciri tanaman.
e. Mencatat hasil pengamatan dan menyajikannya dalam betuk tabel.
g. Teknik Analisis Data
Sampel (data) yang diperoleh dari hasil pencirian karakter morfologi, epidermis daun dan serbuk sari akan dianalisis secara deskriptif yaitu, dengan memberikan gambaran tentang karakter sifat dan ciri dari masing-masing tanaman yang dikoleksi berdasarkan hasil identifikasi dengan berpedoman pada buku-buku yang relevan dan dengan bantuan para ahli taksonomi.
I. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan yang direncanakan pada penelitian ini sebagai berikut:
Tabel I. Jadwal Pelaksanaan kegiatan program kreativitas mahasiswa penelitian
No Jenis Kegiatan Minggu
1 2 3
1 Pengurusan izin masuk ke lokasi penelitian
2 Koleksi tanaman di lokasi penelitian
3 Pembuatan herbarium
4 Pencirian specimen herbarium
5 Identifikasi specimen herbarium
6 Pembuatan preparat serbuk sari
7 Pengamatan serbuk sari
8 Pembuatan preparat epidermis daun
9 Pengamatan epidermis daun dan stomata
10 Analisis data dan pembuatan laporan penelitian
J. Rancangan Biaya
Perkiraan biaya penelitian selama 3 (tiga) bulan kerja adalah sebagai berikut.
1. Bahan Habis Pakai
Nama Spesifikasi Kegunaan Harga (Rp)
Alkohol 70% dan 96 % 20 L Untuk bahan pengawet. 700.00,-
Minyak imersi
20 ml Untuk memfokuskan cahaya pada pengamatan dengan pembesaran tinggi (1000X) 400.00,-
Safranin 1% dan 2% 20 ml Untuk bahan pewarna epidermis daun dan serbuk sari 100.000,
Gliserin jeli 40%
50 ml Media pengamatan bahan amatan epidermis daun dan serbuk sari serta untuk bahan medium herbarium basah. 1.000.000,¬-
Asam nitrat 30 ml Untuk melunakan daun yang akan di sayat atau dikerik. 200.000,-
Asam asetat glasial 30 ml Untuk memfiksasi serbuk sari. 200.000,-
Asam hidroklorat 30 ml Untuk menjernihkan serbuk sari. 200.000,-
Aquades
20 L Untuk membilas serbuk sari dan epidermis daun untuk preparat amatan. 200.000,-
NaOCL 200 ml Untuk melarutkan klorofil epidermis daun. 100.000,-
Sub Total 3.100.000,-
2. Jasa Alat/Sewa Alat
Uraian Harga (Rp)
Jasa alat/pemeliharaan alat, mikroskop, GPS, Sentrifus, Oven, Lup, Mikrometer, Kamera digital, Counter, 5.000.000,-
Sub Total 5.000.000,-
3. Biaya Perjalanan
Uraian Harga (Rp)
Transport Lokal 500.000,-
Sub Total 500.000,-
4. Biaya Pengeluaran Lain-lain
Jenis Kegiatan Harga (Rp)
Pembuatan proposal, laporan, penggandaan, dan penjilidan 400.000,-
Biaya administrasi laboratorium 300.000,-
Biaya penelusuran pustaka dan surat menyurat 700.000,-
Sub Total 1.400.000,-
5. Rekapitulasi
Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)
1. Bahan Habis pakai 3.100.000,-
2. Jasa/Sewa Alat 5.000.000,-
3. Biaya Perjalanan 500.000,-
4. Biaya Pengeluaran Lain-lain 1.400.000,-
Total 10.000.000,-
DAFTAR PUSTAKA
Aprianty, N. D dan Kriswiyanti, E., 2008, Studi variasi Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Dengan Warna Bunga Berbeda, Jurnal Biologi. XII(I): 14-18).
Bajaj, Y. P. S., 1997, Biotechnology in Agriculture and Foresty 40, Spriner- Verlag, Berlin Heidelberg.
Bhojowani, S. S dan S. P. Bhatnagar., 1978, The Embryologi of Angiosperm, Third Revised Edition, Vikas House, PVT. LTD.
BKSDA, 2006, Rencana Pengelolaan 25 Tahun Suaka Margasatwa Lambusango, Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tenggara, Kendari.
Clayton, W. D; Dassanayake, M. D.,2000, Flora of Ceylon, National Herbarium, Departement of Agriculture, Srilanka.
Erdtman, G., 1952, Pollen Morphology and Plant Taxonomy, Chronica Botanical Company, Waltham Mass U.S.A.
., 1954, Pollen Analysis,The Chronica Botanical Company, Waltham Mass U.S.A.
Indrawati., 2000, Morfologi Serbuk Sari Marga Trichosanthes L. (Cucurbitaceae) di Jawa dan Tinjauan Taksonominya.
Kubutzki, K., 1998, Flowering Plants Monocotyledons, Springer- Verlag, Berlin Heidelberg
Lentera., 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
LIPI., 2006, Laporan Perjalanan Keanekaragaman dan Pengungkapan potensi Biota di Pulau Wawonii Sulawesi Tenggara, Pulsit Biologi-LIPI, Bogor.
Nurcahyani, E., 1998, Taksonomi Alpinia roxb (Zingiberaceae) Ditinjau Dari Bukti Morfologi Serbuk Sari, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Poulsen, A. D., 2006. Gingers of Sarawak. Natural History Publications (Borneo). Kinabalu.
.Radford, A. E., 1986, Fundamental of Plant Systematic. Harper and Row, Publisher, Inc. New York.
Simpson, M. G.,2006, Plant Systematics, Dana Dreibelbis, Canada.
Tjitrosoepomo, G., 1993, Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan, Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
., 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Woston, L; Dallwitz, MJ., 1998, Keluarga Tanamana Berbunga, file:///D:/Proposal%20Penelitian/panduan/Costaceae.htm (5 Mei 2010).
Zeiger, E; Faquhar, G. D; Lowan, I. R., 1987, Stomatal Function, Stanford University Press, California.
L. LAMPIRAN
1). NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
1. Ketua Peneliti
Nama Lengkap : Gufrin
Tempat & Tgl Lahir : Ronta, 18 juli 1986
NIM : F1D1 07 015
Fakultas/Prog. Studi : MIPA / Biologi
Perguruan Tinggi : Universitas Haluoleo
Alamat Rumah : Jl. Bunga Matahari No. 35V Kemaraya
HP : +085756525567
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Email : gufrinamlin@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Tabel 7. Daftar Riwayat Hidup
Macam Pendidikan Tempat Tahun
SD Negeri 1 Lipu Buton Utara 1995 – 2001
SLTP Negeri 1 Kendari Kendari 2001 – 2004
SMA Negreri 1 Kulisusu Buton Utara 2004 – 2007
2. Anggota Peneliti I
Nama Lengkap : Pande Wyda Aristy
Tempat & Tgl Lahir : Kendari, 10 Januari 1991
NIM : F1D1 08 055
Fakultas/Prog. Studi : MIPA / Biologi
Perguruan Tinggi : Universitas Haluoleo
Alamat Rumah : Heba Dalam No. 19 A
HP : 085241700114
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Email : wyda_arysti@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
Tabel 8. Daftar Riwayat Hidup
Macam Pendidikan Tempat Tahun
SD Negeri 4 Baruga Kendari 1996 – 2002
SLTP Negeri 4 Kendari Kendari 2002 – 2005
SMA Negeri 4 Kendari Kendari 2005 – 2008
3. Anggota Peneliti II
Nama Lengkap : Ekawati
Tempat & Tgl Lahir : Analahumbuti,27 September 1990
NIM : F1D1 08 046
Fakultas/Prog. Studi : MIPA / Biologi
Perguruan Tinggi : Universitas Haluoleo
Alamat Rumah : Wua-wua (PGSD)
HP : 081245552289
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Email : ekasmiley@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan
Tabel 8. Daftar Riwayat Hidup
Macam Pendidikan Tempat Tahun
SD Negeri 1 Analahumbuti Konawe 1996 – 2002
SLTP Negeri 3 Anggotoa Konawe 2002 – 2005
SMA Negeri 1 Wawotobi Konawe 2005 – 2008
2). NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
Nama : Dra. Hj. Indrawati, M.Si
Tempat, Tgl Lahir :
NIP :
Kantor/ Unit Kerja : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Haluoleo
Alamat Kantor : Kampus Baru Tri Dharma Anduonohu
Kendari Sulawesi Tenggara
Telp/Fax : +62401390496
HP : +
e-mail :
Alamat Rumah :
Bidang Keahlian
.....................................................................
Riwayat Pendidikan
Tempat Pendidikan Strata Kota Fak/Tahun Lulus Bidang Studi
Pengalaman Penelitian
No Judul Riset Sumber Dana Tahun
Kursus/ Lokakarya
Pengalaman Kerja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Funy picture

Animation fish
Tidak ada komentar:
Posting Komentar